Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

July 11, 2019 by Admin2
word-image-2.jpeg

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

OLEH : GIVAN DWI RIYAN

Sejarah STBM di Indonesia

STBM merupakan adopsi dari keberhasilan pembangunan sanitasi total dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan CLTS sendiri diperkenalkan oleh Kamal Kar dari India pada tahun 2004. Di tahun yang sama, Pemerintah Indonesia melakukan studi banding ke India dan Bangladesh. Penerapannya dimulai pertengahan tahun 2005, ketika pemerintah meluncurkan penggunaan metode ini di 6 desa yang terletak di 6 provinsi. Pada Juni 2006, Departemen Kesehatan mendeklarasikan pendekatan CLTS sebagai strategi nasional untuk program Sanitasi.

Bulan Juli 2007 menjadi periode yang sangat penting bagi perkembangan CLTS di Indonesia, karena pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia mulai mengimplementasikan sebuah proyek yang mengadopsi pendekatan sanitasi total bernama Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau Sanitasi Total dan pemasaran sanitasi (SToPS), dan pada tahun 2008 diluncurkannya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai strategi nasional (Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008)

Apa Itu STBM ?

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. (Permenkes RI No. 03 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Tujuan STBM

Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Permenkes RI No.03 tahun 2014).

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Merupakan Renstra Nasional, Oleh karna itu pemerintah kota maupun pemerintah daerah berlomba lomba untuk Mendeklarasikan Kelurahan Bebas Buang Air Sembarangan karna menjadi Rapot baik dalam suatu Daerah kedepanya. Oleh Karna itu Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat Bersama Sanitarian Se-Jakarta Barat membentuk

“ Dektektif Tinja “ yang bertujuan untuk mengurangi angka Stop Buang Air Besar di Wilayah Kerjanya Masing-Masing.

Kelurahan yang telah ODF (Open Defecation Free)

  1. Kelurahan Pekojan (Tambora)
  2. Kelurahan Duri Utara (Tambora)
  3. Kelurahan Sukabumi Utara (Kebon Jeruk)
  4. Kelurahan Tanjung Duren Selatan (Gropet)
  5. Kelurahan Meruya Selatan (Kembangan)
  6. Kelurahan Joglo (Kembangan)

Kegiatan yang telah di lakukan di Jakarta Barat untuk menunjang kegiatan STBM

  1. Penguatan komitmen lintor tingkat walikota Jakarta Barat
  2. Pembentukan “Detektif tinja” yang dibina langsung oleh ketua tim penggerak PKK Tk Kota Adm Jakarta Barat
  3. Verifikasi Internal oleh Tenaga Kesling diwilayah kerja masing-masing

Progres STBM Puskesmas Kec Kembangan

Rencana Kerja Kesling Kecamatan Kembangan

  1. Koordinasi Lintas Sektor Tk Camat dan Lurah
  2. Sosialisasi STBM Per RW
  3. Pembentukan TIM STBM
  4. Pendataan jamban oleh kader
  5. Rekap data

Verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

  1. Pertemuan dengan masyarakat
  2. Bina Suasana yang baik dengan masyarakat
  3. Edukasi alur penularan penyakit
  4. Menumbuhkan rasa malu, jijik dan takut sakit

Monitoring evaluasi kemajuan

  1. Monitoring setiap minggu ke KK yang belum dan akan membangun jamban sehat
  2. Sosialisasi di tempat-tempat perkumpulan RT yang dilakukan kader
  3. Kader melaporkan kemajuan kegiatan STBM di wilayahnya kepada pihak puskesmas


HASIL KEGIATAN

Terwujudkan komitmen bersama antara Camat lurah, RT/RW, Kader Kesehatan dan pihak Puskesmas


Terlaksananya sosialisasi jamban sehat di lingkungan kelurahan Joglo, Meruya Selatan dan Srengseng (menggunakan PERDA NO 8 TAHUN 2007)



Terjadinya kesepakatan dengan pihak swasta terkait CSR di Kelurahan Kemb Utara


PRESTASI HASIL KEGIATAN

Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak kelurahan yg ODF di DKI Jakarta selain Tambora.

Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak melakukan verifikasi yaitu 3 kelurahan (Meruya Selatan, Joglo dan Srengseng) di DKI Jakarta. 2 Kelurahan Sudah ODF


Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2019

  1. Srengseng

Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2020

  1. Meruya Utara
  2. Kemb Utara
  3. Kemb Selatan

C:\Users\M. Agus\Downloads\IMG-20190305-WA0019.jpg


2 comments

  • Guy Diller

    July 20, 2024 at 10:42 pm

    I’ve had my LAN running IPv6 for a while now, it’s great Proper end-to-end connectivity is how the internet is supposed to work Internally I’m running mDNS but I also put things into DNS, and then I can open up the relevant firewall ports and get to them from outside for cases when I want that The one place I differ from the document is that I would not recommend ULA if your ISP gives you a stable allocation, it’s just extra hassle I’m surprised to see so many people unwilling to try something new and increasingly necessary in these comments, doesn’t feel that it reflects the nature of a site like this Now if only my stupid mobile provider would get with the program and support v6…

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


logo-long

Alo Gaes merupakan media komunikasi yang berisi info-info kesehatan remaja, mulai dari isu pubertas, gizi, hingga kesehatan mental. Alo Gaes juga bisa lho sebagai sarana kamu berkonsultasi singkat atau tanya-tanya soal kesehatan fisik maupun mental dari ahlinya langsung. Kami juga terbuka untuk kamu-kamu yang mau kirim artikel atau hasil karya lain lho.

Konten Terbaru

Selamat datang di Puskesmas Kembangan. Fitur chat ini khusus curhat online remaja
//
Dokter Umum
Kak Wanda
//
Bidan
Kak Ita
//
Ahli Gizi
Kak Desi
//
Dokter Umum
Kak Agnes
//
Dokter Umum
Kak Micca
//
Perawat
Kak Dadang
//
Apoteker
Kak Priska
//
Psikolog
Kak Ros
//
Jak-GO (Jaringan Konsultasi Gigi Online)
Pelayanan Gigi
//
Call Center
Call Center
WhatsApp