Yth, Kepada Peserta Webinar SPEAK #08
Berikut kami kirimkan link untuk download sertifikat acara webinar SPEAK #08
“APA KABAR WARGA +62 SETELAH 8 BULAN PANDEMI?”
Link Sertifikat:
Link Materi:
Yth, Kepada Peserta Webinar SPEAK #08
Berikut kami kirimkan link untuk download sertifikat acara webinar SPEAK #08
“APA KABAR WARGA +62 SETELAH 8 BULAN PANDEMI?”
Link Sertifikat:
Link Materi:
Halooo Gaes…………….
Pada hari Jumat, 13 Oktober 2020 lalu, Puskesmas Kecamatan Kembangan telah menyelenggarakan acara SPEAK #07 (Seminar, Promosi dan EdukAsi Kesehatan) series 02 dengan topik “Galau karena bucin? Hempaskan dan move on yuk”.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak individu agar menyadari tentang relasi yang sehat dan tidak sehat, membangun kesadaran individu untuk lebih mencintai dan memahami dirinya sendiri agar lebih rasional dan lepas dari relasi yang tidak sehat sebelum menikah, mencegah munculnya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga bagi pasangan remaja dan dewasa awal, serta mencegah terjadinya pernikahan anak/remaja di bawah 19 tahun.
Acara ini seru banget lho, dan diikuti oleh 193 peserta, dimana selain peserta remaja, acara ini diminati juga oleh peserta dewasa muda, guru, bahkan orang tua juga ada yang ikut lho. Pesertanya sangat proaktif dan ada beberapa juga ternyata yang pernah mengalami bucin hehehe….
Acara ini dimoderatori oleh dokter PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) kesayangan kita yaitu dr. Irmawati, dan menghadirkan 2 psikolog klinis yang keren sebagai narasumber yaitu Citra Anakomi, M.Psi., Psikolog dan Rami Busyra Ikram, M.Psi., Psikolog. Kalian ikutan ga?
Buat kalian yang ga sempat ikutan, berikut kami rangkumkan materinya.
Tema kali ini ngebahas apa sih?
Naahh….Sesuai judulnya, kita bahas tentang tema yang lagi Hits di kalangan anak muda, yaitu Bucin, yang sedikit banyaknya berkaitan dengan relasi yang tidak sehat atau toxic relationship.
Jadi, Bucin itu apa?
Menurut Kak Citra, Bucin atau budak cinta itu istilah anak zaman now untuk salah satu hubungan yang tidak sehat, yaitu co-dependency (sebuah pola hubungan yang membuat diri kita tergantung pada persetujuan pasangan terhadap hampir setiap keputusan yang dibuat). Jadi kurnag lebihnya Bucin itu adalah Perilaku menghamba, atas nama cinta, dimna seseorang secara sukarela mendedikasikan seluruh hal yang dimiliki untuk memenuhi harapan/mewujudkan kebahagiaan sosok yang dicintai.
Apa ciri cirinya seseorang kalau lagi bucin?
Ada beberapa ciri yang mennandai sikap seseorang yang lagi bucin, seperti :
Apa sebabnya seseornag bisa jadi bucin?
Masih menurut Kak Citra, ada 2 faktor yang membuat seseorang jadi bucin, yaitu faktor fisik (kimiawi di otak) dan juga faktor psikologis. Faktor fisik ada kaitannya dengan intensitas hormon yaitu dopamin, yang akan menimbulkan kepuasan bagi otak sehingga menjadi kecanduan.
Faktor psikologis yaitu persepsi diri yang kurang baik (rendah diri, konsep diri yang buruk, dukungan sosial yang kurang), perolehan cinta dari orang terdekat (keluarga) yang tidak memadai, adanya masalah yang belum selesai di masa lalu (trauma masa lalu).
Emang dampaknya separah apa sih bucin itu?
Banyak lho, dan lebih ke dampak negatif seperti :
Terus gimana dong biar ga bucin lagi?
Pastinya kamu harus move on dari hubungan yang ga sehat begitu…. Cintai diri kamu.
Nah sekarang kita bahas yuk tentang Mencintai diri sendiri (self love)
Self Love itu sama ga dengan narsis?
Tentu saja beda. Menurut Kak Rami, self love itu memandang diri secara positif dengan tetap sadar pada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki secara utuh dan seimbang.
Self love juga berarti yakin terhadap diri sendiri, sadar akan keberhargaan diri. Termasuk menerima kondisi tubuh sendiri juga merupakan bagian dari self love. Pada akhirnya citra diri kita akan membentuk bahwa kita berhak diperlakukan secara sopan oleh orang lain, sehingga hubungan pun menjadi lebih sehat. Dan kita akan merefleksi diri untuk fokus pada yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan, bukan hanya sekedar mengikuti trend (punya pacar keren tapi kita merasa tersiksa dalam hubungan).
Ga gampang lho buat mencintai sendiri
Betul, terkadang ada hambatan kita untuk mencintai diri kita sendiri seperti perasaan khawatir (takut disangka narsis, egois, sombong) dan juga cemas (khawatirnya cuma dia doang yang sayang / yang mau sama kita), oleh karena itu perlu dukungan dari orang-orang terdekat, seperti :
Nah….. coba sekarang refleksikan diri….. Selama ini sehat ga sih hubungan kamu? Bila dirasa kamu sedang dalam kondisi bucin, yuk move on, cintai diri kamu, karena kamu berharga.
Bila kamu perlu bantuan profesional silakan datang ke Puskesmas Kecamatan kembangan melalui layanan PKPR atau layanan psikolog secara langsung atau kalau kamu butuh informasi layanan bisa menghubungi call center Puskesmas Kecamatan Kembangan di 0811-1848-483
Yth, Kepada Peserta Webinar SPEAK #07
Berikut kami kirimkan link untuk download sertifikat acara webinar SPEAK #07 SERI 2
“GALAU KARENA BUCIN?
HEMPASKAN DAN MOVE ON YUK”
Link download:
https://drive.google.com/drive/folders/1h3A8E6Yw9zfzKqtlUf8re9oeg86cNNg_?usp=sharing
link youtube:
Halooo Gaes, apa kabar semua? Semoga tetap sehat semua ya walaupun pandemi masih melanda negeri tercinta kita ini, sehingga kita bisa menjalani siklus kehidupan kita dengan aman.
Ngomongin siklus hidup, kita semua tahu ya bahwa manusia itu mengalami siklus hidup sejak dari dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, lansia, dan akhirnya kembali pada Sang Pencipta.
Nah, kalian sekarang berada di fase remaja dan sebentar lagi memasuki fase dewasa. Pada umumnya pada fase dewasa muda manusia melakukan pernikahan agar bisa meneruskan keturunannya di alam semesta ini dengan bereproduksi.
Untuk tujuan mulia ini, artikel kita kali ini akan membahas persiapan aja sih yang harus disiapkan menjelang pernikahan? Pastinya banyak ya. Khusus bahasan ini, kita hanya akan membahas persiapan pranikah dari sisi kesehatan, yaitu kesehatan fisik dan mental. Simak sampai tuntas yaaaa..
Setiap calon pengantin, khususnya di DKI Jakarta, diwajibkan menjalani konseling dan tes kesehatan sebelum melakukan pernikahan. Persyaratan ini tercantum dalam Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Nomor 185 Tahun 2017 Tentang Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin. Pemeriksaan ini tidak dipungut biaya lho, dapat dilakukan di puskesmas dan menjadi syarat untuk mengurus pengantar menikah dari kelurahan.
Kegiatan ini merupakan bagian upaya pemenuhan hak reproduksi dan upaya meningkatkan derajat kesehatan, khususnya kesehatan ibu, sehingga dapat berkontribusi pada percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Jadi calon ibu yang sehat nantinya akan melahirkan anak-anak yang sehat yang akan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.
Lalu, apa saja yang dilakukan saat melakukan konseling dan pemeriksaan kesehatan di puskesmas?
Dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita calon pengantin, baik riwayat penyakit terdahulu dan riwayat kesehatan keluarga.
Salah satu cara untuk mendeteksi masalah kesehatan jiwa yang relatif murah, mudah dan efektif adalah dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO, yaitu Self Reporting Questionnaire (SRQ). Dalam SRQ ada 29 pertanyaan terkait gejala gangguan mental yang harus dijawab klien dengan jawaban ya atau tidak.
Dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi status kesehatan melalui pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas, tekanan darah, suhu tubuh dan pemeriksaan seluruh tubuh. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan status gizi yang meliputi pengukuran berat badan, tingggi badan, lingkar lengan atas dan tanda-tanda anemia.
Pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang diperlukan oleh calon pengantin yaitu pemeriksaan darah: Hb, golongan darah dan Rhesus, gula darah, HIV, Infeksi Menular Seksual (sifilis), Hepatitis B, dan atau pemeriksaan lain sesuai indikasi.
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan , kesadaran dan kepedulian calon pengantin sehingga menjalankan fungsi dan perilaku reproduksi yang sehat dan aman.
Konseling diberikan sesuai kebutuhan calon pengantin meliputi :
Calon pengantin perempuan perlu mendapat imunisasi TD untuk mencegah dan melindungi dirinya terhadap penyakit tetanus dan difteri sehingga memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi yang akan dilahirkannya terhadap penyakit tetanus dan difteri
Pengobatan atau terapi diberikan pada calon pengantin sesuai dengan diagnosis/permasalahannya. Tatalaksana ini dapat diberikan di puskesmas maupun dilakukan rujukan ke RS bila permasalahannya tidak dapat diatasi di puskesmas.
Selesai melalukan pemeriksaan , calon pengantin akan mendapat secarik ‘Sertifikat Layak Kawin‘.
Mau tahu syarat melakukan konseling dan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin? Yuk hubungi Call Center Puskesmas Kecamatan kembangan di Whats App 0811-1848-483 dan untuk mendaftar layanan konseling dan pemeriksaan kesehatan calon pengantin di Puskesmas Kecamatan Kembangan dapat melalui bit.ly//jalincinta
Persiapan yang ga kalah pentingnya dibanding persiapan kesehatan fisik, yaitu kesehatan mental.
Mengarungi kehidupan rumah tangga tentunya bukan hal mudah, pasangan perlu belajar untuk :
Terdengar mudah ya untuk disampaikan, namun belum tentu mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu kedua pasangan harus dapat saling menjaga rasa kebersamaan dengan :
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengenali :
By the way…. Ada satu lagi informasi yang ga kalah penting ni, yaitu telah diterbitkannya Undang Undang Nomor 16 tahun 2019 tentang “PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN”. Dalam Undang Undang ini ada pasal yang diubah yaitu pasal 7 yang berbunyi “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun telah mengeluarkan Peraturan Gubernur yang senada, yaitu melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 5 tahun 2020 tentang “Pencegahan Perkawinan Pada Usia Anak”
Dengan dasar adanya 2 peraturan ini Puskesmas Kecamatan Kembangan tidak dapat melakukan Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin yang belum berusia 19 tahun.
So…. Buat kamu-kamu yang belum genap berusia 19 tahun, woles aja ya gaes….Masih banyak hal positif yang bisa kamu lakukan sambil kamu memantapkan dan menyiapkan diri kamu untuk nantinya memasuki gerbang pernikahan, tentunya pernikahan sehat yang akan melahirkan generasi yang sehat juga 😉
Author : Rami Busyra Ikram, M.Psi., Psikolog
Haloo Gaes, apa kabar kalian di tengah Pandemi COVID19 ini? Semoga selalu sehat dan bahagia yaa, tetap perhatikan protokol kesehatan dan beraktivitas di dalam rumah dulu yaa. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas tipe pengasuhan orang tua terhadap anak-anaknya. Mungkin kita bisa mengamati tipe pengasuhan mana yang lebih dominan ada dalam keluarga kita. Ada baiknya kalian menyimak informasi ini dengan seksama ya, silahkan ambil nilai positifnya yaa. Bila ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional ya, misalnya Psikiater atau Psikolog 🙂
Konsekuensinya yaitu Anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, matang secara emosional, hangat, mau terbuka, dan berkorelasi dengan perilaku hidup sehat dan prestasi akademik yang baik
Konsekuensinya yaitu Anak cenderung takut, sulit mengambil keputusan secara mandiri, sulit kontrol emosi, tidak mau terbuka, hingga berani berbohong
Konsekuensinya yaitu Anak cenderung manja, kurang mandiri, sulit menunda keinginan pribadi, rentan terhadap stres
Konsekuensinya yaitu Hubungan dengan orang tua tidak dekat, menumbuhkan rasa cemas pada anak, menilai diri tidak diharapkan, cenderung menghindar dari tanggung jawab, konsumsi makanan tidak terkontrol
Sumber Referensi :
Boots, S. B., Tiggemann, M., Corsini, N., Mattiske, J. (2015). Managing young children’s snack food intake. The role of parenting style and feeding strategies. Appetite, (92), 94– 101. https://dx.doi.org/10.1016/j.appet.2015.05.012.
Doinita, N. E., & Maria, N. D. (2015). Attachment and
Parenting Styles. Social and Behavioral Sciences, (203), 199 – 204. DOI: 10.1016/j.sbspro.2015.08.282
Alo gaes…. Apa Kabar?
Ada kegiatan apa nih di wilayah kalian buat memperingati Hari Kemerdekaan RI? Pastinya udah ga seseru tahun lalu ya, karena DKI Jakarta masih menerapkan PSBB. Ya, karena kasus COVID-19 masih tinggi di Jakarta. Masih bertambah ratusan kasus tiap harinya, sehingga tercatat sampai dengan tanggal 13 Agustus 2020 ada 27.761 kasus positif (sumber : www.coronajakarta.go.id) Artinya virus ini masih mengincar kita kita nih, khususnya yang punya perilaku hidup tidak sehat.
Salah satu perilaku hidup tidak sehat adalah merokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik. Menurut Dokter Spesialis Paru sekaligus Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Feni Fitriani Sp.P(K), di dalam tubuh manusia ada reseptor yang disebut angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yaitu enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel beberapa organ seperti, paru-paru, arteri, jantung, ginjal dan usus. Pada perokok jumlah reseptor ACE2 ini lebih banyak 40 persen hingga 50 persen dibanding yang bukan perokok. Ketika virus SARS Cov-2 penyebab COVID-19 masuk ke dalam saluran pernapasan akan hinggap dan melekat pada ACE2. Makin banyak ACE2 dalam tubuh, makin besar pula virus Corona ini menempel dan masuk dalam tubuh. Penelitian di Wuhan, Tiongkok, menemukan pasien positif dan yang meninggal ternyata lebih banyak adalah perokok berat. Inilah yang menyebabkan perokok itu lebih berisiko tinggi terhadap COVID-19. (sumber : portal berita beritasatu.com).
Selain masalah pandemi, merokok juga dapat menyebabkan penyakit akibat rokok seperti gangguan pernapasan (PPOK, asma), gangguan kardiovaskuler (hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner), kanker, serta gangguan kehamilan dan reproduksi. Alhasil yang menderita penyakit seperti ini harus rutin bolak balik ke fasilitas kesehatan untuk mengendalikan penyakitnya. Repot ya? Tentunya ga cuma keluar biaya kan untuk proses ini, tetapi juga jadi boros waktu, alias jadi kurang produktif, termasuk produktifitas keluarga yang mengantar. Selain itu merokok juga mempengaruhi penampilan estetik seseorang, lho, seperti muka kusam, bibir cenderung hitam, nafas bau, serta karang gigi.
Nah….konsumsi rokok ini selain membahayakan kesehatan diri sendiri, juga dapat merugikan kesehatan orang lain yang bukan perokok lho… Data Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa 92 juta warga Indonesia terpapar asap rokok orang lain (AROL), 43 juta diantaranya merupakan anak-anak, termasuk 11,4 juta anak usia 0-4 tahun. Padahal anak-anak ini adalah masa depan bangsa. Kebayang kan kalau dari anak anak sudah terpapar asap rokok, dewasanya nanti jadi manusia yang sakit sakitan.
Data WHO 2010, Global Report on Non Communicable Disease (NCD) menunjukkan bahwa persentase kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) termasuk penyakit akibat rokok, menempati proporsi sebesar 63 %. Setiap 10 kematian, 2 diantaranya diakibatkan oleh rokok. Artinya secara umum perokok 10 tahun lebih dini meninggal dibanding bukan perokok. Ga aneh sih, karena ternyata dalam sebatang rokok, terdapat 200 bahan yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan, 43 diantaranya dapat menyebabkan kanker. Serem kaaaaaaaan…
Situasi konsumsi rokok di Indonesia
Pada tahun 1970 konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30 miliar batang, sedangkan pada tahun 2009 jumlah tersebut meningkat sangat drastis menjadi 260 miliar batang atau meningkat lebih dari 700% dalam kurun waktu 40 tahun, hingga pada tahun 2015 persentase perokok laki-laki usia ≥ 15 tahun mencapai 66% jumlah penduduk (>90 juta orang).
Dan tahukah kamu, ternyata seseorang mulai merokok paling banyak mulai usia remaja, seperti kalian kalian ini. Kenapa? karena remaja adalah sasaran, remaja perokoklah yang nanti akan menjadi konsumen rokok pengganti perokok dewasa dan tua yang sudah meninggal, sehingga iklan rokok dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat remaja, bahkan di beberapa tempat masih banyak pula kegiatan remaja yang disponsori produk rokok.
Saya sudah tahu bahaya merokok, ingin berhenti, tapi kok masih sulit ya?
Hebat lho kamu sudah punya keberanian dan niat berhenti merokok. Berhenti merokok memang tidak mudah, tapi kamu pasti bisa. Ada 2 cara yang bisa kamu lakukan untuk berhenti merokok, yaitu :
Nah…kalau kamu, cara berhenti merokok yang mana yang paling memungkinkan bisa kamu lakukan?
Berikut tips 8M yang bisa kamu lakukan untuk memudahkan proses berhenti merokokmu :
Tak bisa dipungkiri, untuk menempuh cara berhenti merokok yang alami dan juga cepat, hanya satu kuncinya, yakni motivasi. Motivasi berhenti merokok harus ada jauh sebelum kamu benar-benar berhenti. Pasalnya alasan inilah yang nanti akan mencegah kamu untuk kembali mengonsumsi rokok.
Buatlah daftar alasan yang bisa mengubah hidupmu ketika kamu mencoba untuk berhenti. Buatlah alasan spesifik ataupun sederhana seperti “aku ingin berhenti merokok agar tak cepat capek ketika main futsal”, dan banyak alasan lain yang tentunya berbeda beda tiap orang.
Jadi tentukan motivasi berhenti merokokmu yang paling kuat dan berpotensi mengubah hidupmu di masa depan. Bila kamu menghadapi kendala, kamu bisa berkonsultasi ke Puskesmas Kecamatan Kembangan, kami sudah menyediakan layanan konseling berhenti merokok lho. Masih takut ke Puskesmas? Ga usah khawatir, kamu bisa konseling dahulu melalui WhatsApp, chat kami yaaaaa melalui WhatsApp Chat ALOGAES.
Upaya memotivasi diri, yuuk tonton Kisah Robby – Penderita Kanker Laring Akibat Merokok, yuuk copy link nya https://www.youtube.com/watch?v=WG-2L3fjCjk
Tetap sehat dan produktif yaa Gaes di tengah Pandemi COVID19 ini, lakukan hal yang menyenangkan dan bermanfaat di rumah. Stay Save, Stay Helthy
Hallloooo Gaes,
Pernahkah kalian mengalami sakit gigi di tengah Pandemi COVID19 ini? Baik itu gigi yang berlubang, goyang, dll yg menyebabkan nyeri dan tidak nyaman? Berencana pergi ke dokter gigi tapi takut keluar rumah?
Naah menghadapi permasalahan ini, Puskesmas Kecamatan Kembangan meluncurkan Layanan Teledentistry, ini merupakan Layanan Poli Gigi di Era New Normal yang diluncurkan untuk menjawab pertanyaan pasien seputar keluhan gigi.
Gimanaa caranya konsultasi online ini? Kalian cukup simpan nomor WhatsApp Layanan Teledentistry dan bisa hubungi kami setiap Senin-Jumat, pukul 08.00 – 12.00 WIB. Ikuti langkah-langkah dan ketentuan Teledentistry ya, semoga layanan ini bisa membantu Anda mendapatkan solusi terbaik dalam menghadapi sakit gigi di tengah Pandemi COVID19.
Halo gaes….
Ga kerasa ya sudah bulan Juli lagi, itu artinya sudah hampir 4 bulan Indonesia dinyatakan mengalami pandemi virus Corona. Artinya pula sudah hampir 4 bulan ga ada kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Mulai bosan, mulai jenuh, mulai dialami oleh hampir semua orang.
“Kapan pandemi ini akan berakhir?”, mungkin hal ini yang terbesit di pikiran kita. Sampai detik ini tidak ada yang bisa menjawabnya, karena kasus positif masih ditemukan, bahkan jumlahnya makin banyak. Menunggu vaksin ditemukan? Pastinya butuh waktu yang cukup lama menemukannya. Dan kalaupun sudah ditemukan belum tentu kita bisa menggunakannya secepat itu.
Lantas bagaimana? Bukankah life must go on? Kita harus tetap aktif dan produktif?
Nah…untuk menjawabnya, pada hari Jumat, tanggal 3 Juli 2020 yang lalu, Puskesmas Kecamatan Kembangan mengadakan SPEAK 02 (Seminar, Promosi, dan Edukasi Kesehatan) khusus remaja dengan tema “TETAP HITS DI ERA NEW NORMAL”. Acara ini dilaksanakan secara online melalui Zoom dan streaming Youtube, dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta. Acara ini dimoderatori oleh dr. Irmawati selaku dokter Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas Kecamatan Kembangan dengan narasumber Narila Mutia Nasir, SKM., MKM., Ph.D, seorang dosen FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Sekjend IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).
Kak Tia (panggilan narasumber kita) memaparkan bahwa sejak ditemukannya kasus positif pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 kasus corona positif makin meningkat jumlahnya (data s/d 2 Juli 2020 sebanyak 59.934 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2.987). Artinya Indonesia masih berada di tengah pandemi. Pandemi yang pada awalnya diperkirakan akan berakhir di awal Juli ini nyatanya belum juga berakhir.
Pemerintah sudah menerapkan beberapa aturan untuk menekan laju penambahan kasus COVID-19 ini. Dari mulai PSBB sampai membatasi aktifitas tertentu seperti belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, larangan mudik, dll.
Sekarang kita mulai mendengar istilah new normal, era di mana kita harus bisa beradaptasi dengan tatanan dunia yang baru walaupun sedang mengalami pandemi. Menurut Kak Tia, cara terbaik yaitu dengan melakukan pencegahan. Ada 7 perilaku hidup sehat yang harus jadi kebiasaan agar kita bisa terhindar dari COVID-19 maupun penyakit lainnya.
7 Kebiasaan tersebut adalah :
Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dilakukan dengan 6 langkah. Kegiatan ini sangat efektif mencegah penularan karena virus corona memiliki selimut di bagian luar inti virus yang terdiri dari lemak. Dengan mencuci tangan menggunakan sabun lemak tadi bisa hilang sehingga virus tidak dapat menginfeksi. Hand sanitizer dapat digunakan bila kita sulit menemukan sabun atau air/ bila kita sedang bepergian.
Penularan virus corona ini dapat terjadi bila seseorang yang memiliki virus tersebut di tubuhnya mengeluarkan droplet yang berisi virus saat batuk maupun bersin. Penggunaan masker dapat mencegah masuknya virus tersebut ke tubuh orang lain.
Dengan menerapkan jaga jarak laju infeksi dapat ditena dari 12,8% menjadi 2,6%.
Menerapkan etika batuk dan bersin dapat mencegah penularan virus
Makanan dengan gizi seimbang akan membantu meningkatkan imunitas tubuh sehingga virus tidak dapat berkembang di dalam tubuh.
Olahraga yang teratur dengan intensitas sedang sebanyak 2-3x/minggu dengan selama 30 menit setiap kalinya dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang dapat dilakukan di rumah. Lakukan olahraga dengan bahagia agar tbuh dapat memproduksi hormon endorfin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Virus corona dapat bertahan beberapa lama dalam benda mati. Melakukan disinfektasi pada pakaian, peralatan rumah, dan lainnya secara teratur dapat membunuh virus.
7 kebiasaan tersebut harus dilakukan secara rutin setiap hari sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari hari, dan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kita bisa melalui pandemi ini jika kita mematuhi semua protokol dan menjalankan 7 kebiasaan tadi secara kompak dan serentak.
Nah gaes… sudah siap semua menghadapi era new normal?
Keep healthy and be Happy
Gaes, peristiwa dalam hidup manusia tentu sangat bervariasi. Kesulitan dan “jatuh” dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup. Yuuk jadikan semuanya pengalaman dan bangkit kembali.
Setiap orang punya pengalaman sendiri loohh, misalnya :
“Suatu kejadian menjadi sumber stress atau tidaknya bergantung pada persepsi atau penilaian individu terhadap peristiwa tersebut”
Lalu, apa yang dimaksud dengan Relisiensi ?
Mau dan siapkah saya untuk bangkit kembali?
Meningkatkan Relisiensi, bagaimana caranya?
Apa saja yang dibutuhkan dalam membangun dan meningkatkan Relisiensi ?
Sumber :
Author : Rami Busyra Ikram, M.Psi., Psikolog
Haiii Gaes, apa kabarnya? Sudah memasuki penghujung bulan Ramadhan nih, masih di tengah Pandemi COVID-19 yang terjadi di hampir seluruh dunia.
Keterbatasan informasi seputar COVID-19 bahkan ketidakakuratan informasi yang beredar akhir-akhir ini tentunya akan menyulitkan setiap orang untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.
Jika informasi yang tidak akurat tersebut terus beredar di masyarakat, hal ini akan membuat resah bahkan menyulitkan penanganan COVID-19. Masyarakat di seluruh dunia diharapkan hanya mengakses atau memperoleh informasi dari sumber-sumber terpercaya. World Health Organization (WHO) berharap agar mitos maupun informasi keliru yang beredar itu tidak meresahkan masyarakat.
Untuk itu, WHO memberikan berbagai penjelasan dan fakta untuk mematahkan mitos terkait COVID-19 yang beredar di masyarakat. Dari sekian banyak mitos yang beredar, berikut mitos dan fakta seputar COVID-19 :
Fakta : Berjemur di cahaya matahari atau dengan suhu di atas 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah penyebaran virus COVID-19. Faktanya, negara tropis yang memiliki cuaca panas juga dikabarkan terjangkit COVID-19. Untuk melindungi diri dari bahaya penyebaran adalah dengan rutin mencuci tangan dan hindari menyentuh mata, mulut, dan hidung
Fakta : Mandi air panas tidak akan mencegah kita terkena virus COVID-19 , karena walaupun kita mandi dengan air panas suhu tubuh akan kembali ke suhu normal
Fakta : Minuman herbal tersebut tidak dapat mencegah penularan COVID-19, namun bisa membantu tubuh melawan virus COVID-19. Kandungan curcumin didalamnya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Fakta : Menyemprotkan klorin atau alkohol ke tubuh dapat membahayakan, terutama jika terkena mata atau mulut. Meskipun Anda dapat menggunakan bahan kimia ini untuk mendisinfeksi permukaan, tetapi jangan pernah menggunakannya di kulit, karena tidak dapat membuh virus COVID-19 yang ada di dalam tubuh
Fakta : COVID-19 menyebabkan berbagai gejala, banyak diantaranya muncul seperti penyakit pernafasan lain, termasuk flu dan pilek. Secara khusus, gejala umum COVID-19 termasuk demam, batuk dan kesulitan bernafas, serta gejala yang lebih jarang, termasuk pusing, mual, muntah dan pilek. Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat berkembang menjadi radang paru-paru yang serius. Namun, pada awalnya orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali
Fakta : Fungsi dari thermal scanner adalah untuk mendeteksi adanya peningkatan suhu, dan tentu saja alat ini tidak dapat mendeteksi virus COVID-19. Peningkatan suhu yang termasuk demam (38 derajat celcius keatas) adalah salah satu adanya infeksi. Kita tetap harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan tes laboratorium untuk mengetahui apakah kita terinfeksi virus COVID-19 atau tidak
Fakta : Bisa menahan napas selama 10 detik tidak berarti Anda terbebas dari COVID-19 atau penyakit pernapasan semacamnya. Gejala COVID-19 adalah batuk kering, kelelahan, dan demam. Beberapa orang bahkan bisa merasakan gejala-gejala tambahan lainnya, salah satunya adalah pneumonia. Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit corona atau tidak adalah dengan menjalani tes laboratorium.
Fakta : Antiseptik tangan tidak 100% efektif untuk membunuh virus COVID-19. Ketika tangan kotor atau setelah melakukan aktivitas yang bisa menjadi penularan virus sebaiknya mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
Fakta : Virus ini tidak dapat disebarkan melalui gigitan nyamuk. Virus hanya bisa ditularkan melalui tetesan penderita yang terinfeksi Covid-19.
Fakta : Penyakit COVID-19 bisa terjadi pada siapapun tanpa memandang umur. Meskipun kasus COVID-19 yang terjadi pada anak lebih sedikit jika dibandingkan dengan orang dewasa
Fakta : Anda bisa sembuh dari COVID-19. Terinfeksi Corona tidak berarti Anda akan membawa virus tersebut sepanjang hidup. Faktanya, banyak orang yang sudah terifeksi COVID-19 bisa pulih dan menghilangkan virus tersebut dari tubuhnya.
Gaes, dengan adanya penjelasan perihal Mitos dan Fakta terkait COVID-19 diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi kalian yaa dan dapat diteruskan ke keluarga atau lingkungan terdekat kalian.
Stay Safe yaa Gaes, tetap ikuti peraturan pemerintah untuk tetap #dirumahaja.
Semoga Pandemi COVID-19 ini cepat selesai sehingga kita semua bebas melakukan aktivitas seperti biasa.