Mengelola Rasa Marah
Author : Rami Busyra Ikram, M.Psi., Psikolog
Hai Gaes, siapa di sini yang pernah marah?
Duuuh setiap orang pasti pernah ya merasa marah. Sebetulnya apa sih marah itu?
Marah adalah salah satu bentuk emosi pada manusia. Emosi muncul dari bagaimana persepsi atau penilaian kita terhadap sesuatu, misalnya kita marah karena diledek “gendut”. Rasa marah muncul karena penilaian kita terusik oleh adanya penilaian dari orang lain. Rasa muruh juga bias muncul karena harapan atau ekspektasi kita tidak sesuai dengan kenyataan.
Emosi marah bias dipicu oleh situasi yang tidak nyaman serta disertai penilaian adanya ancaman. Marah bisa muncul karena ada penyebab nyata yang sedang dihadapi atau persepsi individu
Cara kita memandang dan menilai suatu peristiwa à memengaruhi seberapa besar intensitas marah yang dirasakan
Respon yang muncul dari adanya rasa marah : flight (pergi, menghindar) atau fight (melawan).
- Sebetulnya emosi marah itu ada manfaatnya juga, yakni mendorong manusia mengatasi ketidakadilan, membantu manusia dalam mencari solusi dan menghadapi masalahnya, membantu manusia agar bertahan dalam menyelesaikan masalahnya
Ada hal-hal yang harus kamu ingat nih Gaes kalau lagi merasa marah
“Bukan tentang bagaimana cara menanganginya, tetapi bagaimana individu fleksibel menggunakan strategi tersebut dalam berbagai situasi, apakah respon kita membahayakan diri sendiri maupun orang lain atau tidak?”
Dampak jangka panjang akibat dari emosi marah yang meluap-luap
- Terganggunya relasi interpersonal
- Kekerasan domestic atau penganiyaan
- Masalah hukum, putus sekolah, sulit mendapat pekerjaan
- Adiksi obat-obatan
- Masalah pada hampir seluruh aspek kehidupan
- Ada keinginan untuk melukai diri sendiri
- Muncul pemikiran atau percobaan bunuh diri
Cara yang Dapat Dilakukan untuk Mengelola Emosi Marah
- Kenali penyebab atau situasi yang dapat memunculkan emosi marah.
- Amati detak jantung, keringat, dan respon fisik lainnya
- Tarik napas sebanyak 4-7-8 hitungan
- Identifikasi kemungkinan lain yang bisa memengaruhi kondisi tersebut. Misal: ia bersikap seperti itu karena sedang terburu-buru ingin pulang ke rumah atau menyelesaikan tugas
- Periksa apakah pikiran “orang tersebut benci kepada kita” itu fakta atau persepsi pribadi? Bisa cek dengan tanya langsung kepada ybs, cek apakah ia setiap saat bersikap seperti itu, cek apakah ia selalu bersikap seperti itu hanya kepada kita, dll
- Minum air putih
Sumber : Cicarelli, S. K. (2006). Psychology. Upper Sadle River, NJ: Pearson