Content

Jangan lupa dishare ya Guys!

blood_022615_sm.jpg
11/Jul/2019

Hallo guys.. kali ini saya mau bahas sedikit nih tentang kurang darah, atau kalau dalam bahasa medis disebutnya Anemia. sebelumnya kalian udah pernah tau apasih Anemia itu? jadi guys, anemia itu adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (hb) dalam darah atau darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh kalian, kurang dari normal. Memang berapa sih kadar normal hb pada seseorang? jadi untuk kadar normal hb dibedakan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan nih guys. untuk lebih jelasnya bisa liat tabel dibawah ya.

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
Anak-anak 6-59 bulan

5-11 bulan

12-14 bulan

11,0

11,5

12,0

Dewasa Wanita > 15 tahun

Wanita hamil

Laki-laki > 15 tahun

12,0

11,0

13,0

Nah setelah kalian tahu kadar normal hb kalian masing-masing. Pasti kalian bertanya-tanya, apakah hb saya dalam batas normal? lalu jika tidak, apakah bahaya yang akan terjadi? gejalanya apa saja ya? mari kita bahas bersama-sama..

Jadi kalau kalian sampai terkena anemia, yang paling berpengaruh jelas itu pada produktivitas kalian sehari-hari. bagaimana nantinya produktivitas kalian jika terkena anemia? yaa.. jadi tidak bagus. tidak bagusnya seperti apa sih? kalian akan mengalami yang namanya gejala 5L, yaitu Letih, Lesu, Lelah, Lemah, Lunglai. Kebayang ga sih, kalau kalian seorang pelajar/mahasiswa, tapi kalian terkena gejala 5L ini, kira-kira pelajaran kalian akan diterima otak kalian ga sih? yang ada kalian akan tidur dikelas dan alhasil prestasi kalian disekolah/dikampus jadi tidak maksimal. Begitupun sama dengan orang yang sudah bekerja, pekerjaannya akan terbengkalai dan tidak memenuhi target capaian kerjanya.

Selain itu,anemia juga sangat bertambak buruk pada kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. yaitu remaja putri dan ibu hamil. mengapa? remaja putri merupakan masa produktif yang ditandai dengan peningkatan kebutuhan akan hb, selain itu remaja putri juga mengalami menstruasi setiap bulannya, sehingga darah yang dibutuhkan pun lebih banyak. selain itu, remaja putri juga merupakan calon seorang ibu, dimana nantinya iya pun akan melahirkan dan memilki anak. saat terjadi persalinan, seorang ibu mengalami pendarahan, sehingga jika sampai seorang ibu tersebut kekurangan darah saat ia mengalami pendarahan, maka resiko ibu meninggal saat mengalami persalinan menjadi lebih besar. maka dari itu, ibu hamil juga merupakan salah satu kelompok umur yang akan terkena dampak sangat buruk bila sampai terjadi anemia. selain saat persalinan, ibu hamil juga berperan penting dalam kesehatan anak yang dikandungnya, bayangkan bila seorang ibu hamil yang sedang mmembutuhkan lebih banyak darah untuk pembentukan janin, namun kebutuhan darah untuk dirinya sendiri pun tidak terpenuhi, alhasil, hal tersebut akan berdampak pada calon anaknya, yaitu mningkatkan resiko ia lahir dengan berat kecil (< 2,5 kg) dan stunting/pendek yang akan mempengaruhi kecerdasan otak calon anaknya tersebut.

setelah kalian tahu gejala dan akibatnya yang akan terjadi bila terkena anemia, pastinya kalian gamau dong sampai kekurangan darah atau anemia tersebut. apasih yang membuat seseorang terkena anemia? penyebab yang paling umum adalah kekurangan asupan sumber zat besi atau Fe ataupun penyerapannya yang tidak maksimal. selain itu, juga ada karna adanya peningkatan kebutuhan zat besi seperti remaja putri dan ibu hamil tadi yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Lalu, asupan zat besi bisa kita peroleh dari apa saja sih?? yang pertama kalian bisa peroleh dari makanan. bahan makanan yang tinggi Fe atau zat besi antara lain sumber protein hewani seperti hati ayam, daging sapi, daging ayam, ikan, telur, udang, kerang, serta susu dan hasil olahannya termasuk keju. kemudian juga ada yang bersumber dari protein nabati seperti kacang-kacangan, yaitu kacang merah, kacang hijau, kacang tanah dan hasil olahannya termasuk tahu dan tempe. Selain itu, juga bisa diperoleh dari sayur-sayuran hijau nih guys, seperti bayam, kangkung, buncis, katuk dan yang lainnya. nah buat kalian yang gasuka sayur, dari sekarang harus terbiasa dan suka untuk konsumsi sayur loh yaaa. yang kedua kalian bisa peroleh dari tablet tambah darah atau TTD yang bisa kalian dapatkan di puskesmas ataupun produk komersil tertentu. untuk remaja putri konsumsi TTD harus 1 tablet/minggu, jika sedang haid, konsumsi 1 tablet perhari, sedangkan untuk ibu hamil harus mengkonsumsi minimal sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. woww banyak banget ya.. ya iya dong, kan kebutuhannya meningkat.

tetapi kalian tahu tidak, bahwa dengan mengkonsumsi sumber-sumber fe tadi tidak menjamin dapat meningkatkan hb kalian, jika kalian mengkonsumsi teh/kopi ataupun soda setelah ataupun sebelum makan. mengapa? karena didalam teh/kopi/soda terdapat zat yang dapat menghambat penyerapan fe tadi, yaitu zat tanin dan kafein. namun kalian jangan khawatir, ada juga sumber zat gizi yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi, yaitu sumber vitamin C, yang terdapat didalam buah jeruk, jambu biji, strawberry dan buah-buahan sumber vitamin C lainnya. jadi.. kalau kalian lagi makan pecel ayam dilluar rumah sama gebetan minumnya jangan es teh manis ya.. air putih aja, atau lebih bagus lagi bila minumnya es jeruk.

buah-dan-sayur.jpg eat-the-rainbow-fruits-veggies-3.jpg

nah guys gimana informasinya? menarik bukan? semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian ya… untuk generasi bangsa yang lebih baik lagi tanpa anemia.

 


word-image-2.jpeg
11/Jul/2019

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

OLEH : GIVAN DWI RIYAN

Sejarah STBM di Indonesia

STBM merupakan adopsi dari keberhasilan pembangunan sanitasi total dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan CLTS sendiri diperkenalkan oleh Kamal Kar dari India pada tahun 2004. Di tahun yang sama, Pemerintah Indonesia melakukan studi banding ke India dan Bangladesh. Penerapannya dimulai pertengahan tahun 2005, ketika pemerintah meluncurkan penggunaan metode ini di 6 desa yang terletak di 6 provinsi. Pada Juni 2006, Departemen Kesehatan mendeklarasikan pendekatan CLTS sebagai strategi nasional untuk program Sanitasi.

Bulan Juli 2007 menjadi periode yang sangat penting bagi perkembangan CLTS di Indonesia, karena pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia mulai mengimplementasikan sebuah proyek yang mengadopsi pendekatan sanitasi total bernama Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau Sanitasi Total dan pemasaran sanitasi (SToPS), dan pada tahun 2008 diluncurkannya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai strategi nasional (Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008)

Apa Itu STBM ?

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. (Permenkes RI No. 03 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Tujuan STBM

Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Permenkes RI No.03 tahun 2014).

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Merupakan Renstra Nasional, Oleh karna itu pemerintah kota maupun pemerintah daerah berlomba lomba untuk Mendeklarasikan Kelurahan Bebas Buang Air Sembarangan karna menjadi Rapot baik dalam suatu Daerah kedepanya. Oleh Karna itu Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat Bersama Sanitarian Se-Jakarta Barat membentuk

“ Dektektif Tinja “ yang bertujuan untuk mengurangi angka Stop Buang Air Besar di Wilayah Kerjanya Masing-Masing.

Kelurahan yang telah ODF (Open Defecation Free)

  1. Kelurahan Pekojan (Tambora)
  2. Kelurahan Duri Utara (Tambora)
  3. Kelurahan Sukabumi Utara (Kebon Jeruk)
  4. Kelurahan Tanjung Duren Selatan (Gropet)
  5. Kelurahan Meruya Selatan (Kembangan)
  6. Kelurahan Joglo (Kembangan)

Kegiatan yang telah di lakukan di Jakarta Barat untuk menunjang kegiatan STBM

  1. Penguatan komitmen lintor tingkat walikota Jakarta Barat
  2. Pembentukan “Detektif tinja” yang dibina langsung oleh ketua tim penggerak PKK Tk Kota Adm Jakarta Barat
  3. Verifikasi Internal oleh Tenaga Kesling diwilayah kerja masing-masing

Progres STBM Puskesmas Kec Kembangan

Rencana Kerja Kesling Kecamatan Kembangan

  1. Koordinasi Lintas Sektor Tk Camat dan Lurah
  2. Sosialisasi STBM Per RW
  3. Pembentukan TIM STBM
  4. Pendataan jamban oleh kader
  5. Rekap data

Verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

  1. Pertemuan dengan masyarakat
  2. Bina Suasana yang baik dengan masyarakat
  3. Edukasi alur penularan penyakit
  4. Menumbuhkan rasa malu, jijik dan takut sakit

Monitoring evaluasi kemajuan

  1. Monitoring setiap minggu ke KK yang belum dan akan membangun jamban sehat
  2. Sosialisasi di tempat-tempat perkumpulan RT yang dilakukan kader
  3. Kader melaporkan kemajuan kegiatan STBM di wilayahnya kepada pihak puskesmas


HASIL KEGIATAN

Terwujudkan komitmen bersama antara Camat lurah, RT/RW, Kader Kesehatan dan pihak Puskesmas


Terlaksananya sosialisasi jamban sehat di lingkungan kelurahan Joglo, Meruya Selatan dan Srengseng (menggunakan PERDA NO 8 TAHUN 2007)



Terjadinya kesepakatan dengan pihak swasta terkait CSR di Kelurahan Kemb Utara


PRESTASI HASIL KEGIATAN

Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak kelurahan yg ODF di DKI Jakarta selain Tambora.

Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak melakukan verifikasi yaitu 3 kelurahan (Meruya Selatan, Joglo dan Srengseng) di DKI Jakarta. 2 Kelurahan Sudah ODF


Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2019

  1. Srengseng

Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2020

  1. Meruya Utara
  2. Kemb Utara
  3. Kemb Selatan

C:\Users\M. Agus\Downloads\IMG-20190305-WA0019.jpg


nyamuk_20170827_175725-1.jpg
11/Jul/2019

Sumber atau penulis : Givan Dwi Riyan

Hayo teman-teman siapakah diantara kalian yang pernah sakit demam berdarah atau DBD? Sudah seberapat tahukah kalian tentang penyakit DBD? Yuk simak ulasan lebih lengkapnya ☺

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular dengan tingkat penularan yang cepat melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit. Kasus DBD yang cenderung meningkat mengikuti pola peningkatan dari tahun ke tahun yang merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta termasuk dalam kategori daerah endemis.

Untuk meningkatkan efektifitas program pengendalian secara terpadu, maka perlu dilakukan program pengendalian nyamuk dan jentik nyamuk DBD melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Gerakan 3M dan/ atau Gerakan 3M Plus oleh semua Tatanan Masyarakat.

Bertambahnya jumlah kasus DBD atau penderitanya dapat disebabkan oleh beberapa factor, misalnya jumlah penduduk yang semakin padat, mobilitas penduduk yang tinggi, faktor musim dan penyimpangan pola hujan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengantisipasi penularan jentik demam berdarah dengue.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 13 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi adalah penanganan bidang kesehatan. Pemerintah Daerah merasa perlu melakukan penanganan kasus DBD secara terpadu dan maksimal yang melibatkan tidak hanya unsure Pemerintah Daerah semata, namun juga diperlukan peran serta masyarakat dan pihak swasta.

KASUS DEMAM BERDARAH (DBD)

DKI JAKARTA 2019

Update Data Kasus DBD per 23 Mei 2019

IR / Kasus

Jakarta Timur : 74.37 / 2.185

Jakarta Barat : 68.9 / 1.783

Jakarta Selatan : 67.1 / 1.520

Jakarta Pusat : 42.6 / 396

Jakarta Utara : 35.4 / 643

Kep. Seribu : 8.2 / 2

Data Jumlah kasus DBD Jakarta Barat per bulan

Jan : 252 kasus

Feb : 460 kasus

Mar : 539 kasus

April : 331 kasus

Mei : 201 kasus

Total : 1.783 kasus

Data DBD Per Kecamatan

(IR / Jml)

Kalideres : 138.7 / 553

Cengkareng : 106.1 / 567

Kembangan : 72.8 / 202

Tamansari : 47.2 / 76

Palmerah : 40.4 / 106

Gropet : 35.4 / 95

Tambora : 30.1 / 96

Kebon Jeruk : 23.8 / 88

10 Kelurahan Tertinggi IR DBD :

IR / Jml

1. Pegadungan : 179.7 / 34

2. Tegal Alur : 176.3 / 175

3. Kemb. Utara : 163.1 / 94

4. Cengk. Timur : 158 / 128

5. Kapuk : 140.5 / 253

6.Kalideres : 124.2 / 112

7.Semanan : 112.3 / 91

8. Cengk. Barat : 95.9 / 64

9. Ked. Kali angke : 86.3 / 38

10. Duri Kosambi : 83.0 / 71

Kecamatan dengan Kecepatan IR tertinggi :

( per tgl 7 s.d 23 Mei 2019)

1. Cengkareng : 15.9

2. Kalideres : 15.1

3. Kembangan : 10.1

4. Gropet : 5.2

5. Palmerah : 4.2

6. Keb. Jeruk : 3.5

7. Tamansari : 2.5

8. Tambora : 2.2

Kelurahan dengan Kecepatan IR tertinggi

(per tgl 7 s.d 23 Mei 2019)

1. Cengk. Timur : 27.2

2. Cengk. Barat : 25.5

3. Kalideres : 24.4

4. Kemb. Utara : 22.6

5. Duri Kosambi : 19.9

6. Tegal Alur : 19.1

7. Pegadungan : 14.8

8. Tambora : 14.3

9. Kapuk : 12.8

10. Meruya Selatan: 12.3

Sumber (Sudinkes Jakbar)

Sesuai dengan pasal diatas Demam Berdarah Bukan Semata Mata tugas Tenaga Kesehatan baik Puskesmas Maupun RSUD/RSUK/RS Swasta Lainya. Oleh Karna itu Pencanangan PSN di Wilayah Kelurahan diwajibkan sebagai salah satu upaya menurunkan Penyakit Demam Berdarah di Wilayah yang Rawan Penyebaran berikut.

Sistem Pelaporan Surveilans Berbasis Website untuk Memantau kasus Demam Berdarah Dengue yang muncul di Wilayah Kerja Masing –Masing Kelurahan untuk dapat Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi Penderita Demam Berdarah Dengeu di Wilayah Kerja Masing-Masing dan Tindak Lanjut setelah hasil PE dilakukan kemudian mengedit kembali hasil ke dalam Website Tersebut.

Gambar. Pemantauan & Tindak Lanjut Kasus DBD

Inovasi Puskesmas Kecamatan Kembangan Guna Menurunkan Kasus Demam Berdarah

1.  J U A R A ( JUMANTIK ASISTEN RUMAH TANGGA )

C:\Users\Aditya\Documents\ISRA TM\89bd438f-7090-455b-8d9d-06a8fb8fd84a.jpg Jumantik Asisten Rumah Tangga merupakan Salah Satu Program Ungggulan Puskesmas Kelurahan Kembangan Selatan yang dilakukan Oleh Sanitarian Puskesmas Kembangan Selatan Yaitu : Aulia Yunita.

Program “ JUARA” dilakukan di Wilayah Kembangan Selatan telah dilakukan Sejak Tahun 2018 silam dan Hampir Wilayah Kembangan Selatan yang Kategori Komplek telah dilaksanakan.

Juara sendiri Ialah Program yang mengajak Asisten Rumah Tangga untuk Jadi Juru Pemantau Jentik di Rumahnya. Sasaran Komplek Karna Lingkungan Komplek Sulit dilakukan PSN Oleh Kader dan Terkadang Pemilik Rumah tidak Mengizinkan orang lain masuk.

C:\Users\Aditya\Documents\ISRA TM\1cb4ee9b-7007-4ec4-8b0d-d2fd6667fd20.jpg

2. KAMPANYE WASPADA DEMAM BERDARAH DENGEU (DBD)

WILAYAH KECAMATAN KEMBANGAN

C:\Users\Aditya\Documents\ISRA TM\485a05bb-5a73-4021-accb-9f036d79c2c2.jpg Masih tingginya kejadian DBD khususnya Kembangan Utara dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun ekstrenal seperti pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat dalam memahami dan melakukan kegiatan kebersihan lingkungan rumah dalam pencegahan kejadian DBD terulang kembali. Dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan, diperlukan suatu upaya nyata dengan memberikan edukasi kesehatan dalam bentuk ceramah.

Pendidikan kesehatan seperti ceramah merupakan metode konvensional yang umumnya dilakukan karena praktis, mudah, dan murah (Notoatmodjo, 2005). Petugas Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan Melakukan Kampanye Waspada Demam Berdarah di Kecamatan Kembangan guna Mengedukasi Masyarakat terkait bahaya Demam Berdarah dan pentingnya Pemberantasan sarang Nyamuk ( Jumantik Mandiri di Rumah).

Nah menarik kaaan? Siapa hayo yang mau ikut kampanye DBD ini juga?

C:\Users\Aditya\Documents\ISRA TM\4d23860b-99db-4f7f-a9ab-0be1176e9835.jpg
C:\Users\Aditya\Documents\ISRA TM\37b47572-47c9-4e4e-9f92-e4510f4a3c52.jpg

1-makanan-hewani-dan-nabati.jpg
11/Jul/2019

OLEH : GIVAN DWI RIYAN

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami ditambahkan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna,  pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.

Tujuannya ditambahkan bahan-bahan tersebut apa siih gaes?? Ya untuk meningkatkan mutu atau kualitas makanan, jadi terasa lebih enak, lebih menarik, dan lebih bergizi.

Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu aditif sengaja dan aditif tidak sengaja. Aditif sengaja adalah aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lainnya. Sedangkan aditif yang tidak sengaja adalah aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Kamu pernah lihat jajanan di pinggir jalan yang warnanya terlalu mencolok? Atau mungkin teksturnya terlalu kenyal? Hati-hati lho karena bisa jadi itu menggunakan bahan makanan yang beracun.

Masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan yang sebenarnya tidak boleh digunakan dalam pangan. Penyimpanan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang sering dilakukan oleh produsen pangan yaitu : (1) Menggunakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya untuk pangan, (2) Menggunakan BTP melebihi dosis yang diizinkan. Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP yang melebihi batas akan membahayakan kesehatan masyarakat dan berbahaya bagi pertumbuhan generasi yang akan datang.

Sebetulnya kenapa makanan atau pangan perlu ada bahan tambahan? Nah, bahan tambahan pangan berguna untuk ini nih guys :

  1. Mengawetkan pangan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan.
  2. Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak dimulut.
  3. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera.
  4. Meningkatkan kualitas pangan.
  5. Menghemat biaya.

PENGGOLONGAN BTP

Penggolongan BTP yang diizinkan digunakan pada pangan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 adalah sebagai berikut :

  1. Pewarna, yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada pangan.
  2. Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
  3. Pengawet, yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruaian lain pada pangan yang disebabkan oleh pertumbuhanmikroba.
  4. Atioksida, yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi lemaksehingga mencegah terjadinya ketengikan.
  5. Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah mengempalnya (menggumpalnya) pangan yang berupa serbuk seperti tepung atau bubuk.
  6. Penyedap rasa dan aroma, menguatkan rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa aroma.
  7. Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar) yaitu BTP yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman pangan.
  8. Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat mempercepat proses pemutihandan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
  9. Pengemulsi, pemantap dan pengental yaitu BTP yang dapat membantu terbentuknyadan memantapkan sistem dipersi yang homogen pada pangan.
  10. Pengeras, yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan.
  11. Sekuestran, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam pangan,sehingga memantapkan warna, aroma dan tekstrur. Selain BTP yang tercantum dalam Peratuan Mentri tersebut, masih ada beberapa BTP lainnya yang biasa digunakan dalam pangan,

Saat ini disayangkan, banyak produsen yang masih keliru dalam penggunaan BTP, bisa karena alasan ketidaktahuan, tetapi banyak pula karena unsur kesengajaan, dengan alasan lebih mudah, lebih murah, dan lainnya. Pembelajaran tentang BTP secara benar sangat diperlukan, baik untuk produsen maupun konsumen. BTP bukan sesuatu yang menakutkan, jika setiap produsen mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Konsumen pun tidak perlu semakin resah dengan banyaknya pemberitaan yang tidak benar tentang BTP.

BTP dapat menimbulkan resiko yang tidak baik bagi kesehatan masyarakat jika produsen :

(1) menggunakan BTP yang tidak diijinkan, yang dilarang atau BTP yang bukan untuk pangan (non food grade)

(2) menggunakan BTP dengan dosis/takaran yang tidak tepat, misalnya melebihi dari batas maksimum yang ditetapkan oleh instansi berwenang, dalam hal ini BPOM.

Langkah apa yang harus dilakukan supaya kita tidak terjebak dalam penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya?

Penekanan yang tegas kepada produsen sangat diperlukan, bahwa setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai informasi yang benar, jelas dan jujur. Informasi yang benar dan jujur harus dicantumkan secara jelas dalam setiap kemasannya, sehingga konsumen dapat menentukan pilihan makanan yang tepat sebelum membeli dan/atau mengkonsumsinya. Keterlibatan media, selain keterlibatan produsen dan konsumen, tentu sangat diperlukan. Media harus mampu menyajikan pemberitaan yang seimbang, sehingga konsumen mendapat kejelasan dan produsen pun tidak dirugikan. Pada akhirnya, keterlibatan konsumen, produsen, media dan lainnya, tidak akan berarti tanpa keterlibatan dan kebijakan dari pemerintah.

Pemerintah yang berada diantara kepentingan konsumen dan produsen, harus bisa melindungi hak konsumen dan juga memberikan jaminan keamanan bagi produsen yang tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Sebaliknya pemerintah harus bisa pula melakukan tindakan yang tegas kepada produsen yang melanggar, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Selain produsen dalam negeri, aturan tegas penggunaan BTP juga harus diterapkan pada importer, memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan di Indonesia.  Jalinan kerjasama yang baik antara semua pihak diharapkan dapat mendorong industri pangan di Indonesia untuk semakin berkembang menghasilkan produk yang berkualitas baik, konsumen terlindungi dan makin loyal pada produk negerinya, serta tentunya pendapatan pemerintah pun bisa meningkat.

Salah satu upaya Pemerintah dalam menurunkan Penggunaan BTP pada makanan ialah dengan dibantunya tugas oleh Tenaga Sanitarian Se-Puskesmas di Indonesia. Petugas sanitarian melakukan Pembinaan Restoran, Kantin Sekolah, IPRT, Jasaboga dsb dimana hal tersebut bersentuhan langsung oleh Para Pengolah makanan tsb.

(Foto-foto ini mohon dimasukkan di bagian gallery saja)

Kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak puskesmas ialah Pengambilan sampel Makanan Jajanan baik di sekolah maupun di Restoran dsb. Di Bulan Ramadhan ada kegiatan rutin oleh Pihak Puskesmas yaitu Pengambilan sampel Makanan/Takjil di Wilayah Kerjanya.

Kegiatan Yang dilakukan Puskesmas Kecamatan Kembangan Meliputi :

Pemeriksaan Takjil di Kelurahan Kecamatan Kembangan

Pemeriksaan Takjil di Jl Puri Harum (CNI)

Pemeriksaan Takjil di Bazar Pangan Walikota Jakbar

Gambar diatas ialah bentuk Upaya Pemeriksaan Bahan Tambah Pangan yang Terdapat di Takjil/Jajanan selama bulan Puasa. Pemeriksaan langsung dilakukan setelah bahan pemeriksa didapatkan langsung diperiksakan. Item yang diperiksa meliputi Formalin, Rhodamin B, Methanil Yellow, Borax, dan Siklamat.

Jika setelah pemeriksaan dilakukan dengan metode Rapid Test perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan lebih lanjut terhadap pengolah makanan yang membeli atau menjajakan hasil jualan di Wilayah Tersebut.


logo-long

Alo Gaes merupakan media komunikasi yang berisi info-info kesehatan remaja, mulai dari isu pubertas, gizi, hingga kesehatan mental. Alo Gaes juga bisa lho sebagai sarana kamu berkonsultasi singkat atau tanya-tanya soal kesehatan fisik maupun mental dari ahlinya langsung. Kami juga terbuka untuk kamu-kamu yang mau kirim artikel atau hasil karya lain lho.

Konten Terbaru

Selamat datang di Puskesmas Kembangan. Fitur chat ini khusus curhat online remaja
//
Dokter Umum
Kak Wanda
//
Bidan
Kak Ita
//
Ahli Gizi
Kak Desi
//
Dokter Umum
Kak Agnes
//
Dokter Umum
Kak Micca
//
Perawat
Kak Dadang
//
Apoteker
Kak Priska
//
Psikolog
Kak Ros
//
Jak-GO (Jaringan Konsultasi Gigi Online)
Pelayanan Gigi
//
Call Center
Call Center
WhatsApp