Content

Jangan lupa dishare ya Guys!

Bullying_Bystander-Intervention-Skills_500x500.png
11/Jul/2019

Author : Rami Busyra Ikram, M.Psi., Psikolog

Hai Gaes, pernah dengar istilah “bullying”? rasanya sudah tidak asing lagi ya di telinga kita.

Menurut American Psychological Association (2019), bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresif yang disertai oleh adanya niat dan dilakukan secara berulang sehingga menyebabkan penderitaan atau perasaan tidak nyaman pada orang lain.

  • Coloroso (2007), terdapat 3 bentuk bullying :
  1. Bullying non-verbal : memukul, mencekik, menyikut, meludahi, mencakar, merusak barang-barang, dll
  2. Bullying verbal : memberikan julukan nama/celaan/fitnah, merampas barang, menuduh, berkata-kata kasar lewat lisan maupun tulisan
  3. Bullying relasional : diabaikan, dikucilkan, dijauhi dari pergaulan, termasuk sikap-sikap tersembunyi (pandangan mata yang agresif, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, dll
  4. Cyber-bullying : mengirim pesan yang menyakitkan melalui gambar, meninggalkan voicemail yang kejam, menelepon terus-menerus tanpa henti, membuat akun sosmed yang berisi hal-hal yang mempermalukan korban, dikeluarkan dari group chat, menyebarluaskan video-video bully terhadap korban

Hal apa aja sih yang membuat seseorang melakukan bullying atau kekerasan?

  • Hilangnya kontrol atas perasaan marah. Perilaku kekerasan seringkali terjadi saat individu tidak dapat mengelola dan mengendalikan emosi marahnya dengan baik
  • Interaksi, komunikasi yang tidak hangat dan tidak efektif (hanya satu arah). Dalam hal ini, seseorang tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau perasaannya oleh orang lain
  • Lebih mengedepankan emosi sehingga tidak dapat berpikir jernih
  • Kekerasan dilakukan oleh pelaku sebagai upaya untuk mendapatkan keinginan pribadinya dan melemahkan hak-hak pasangan atau anak

Bullying bisa terjadi pada siapa saja tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki. Kasus kekerasan ini juga dapat terjadi dimana saja, misalnya rumah, sekolah, atau tempat-tempat umum.

Pelaku bullying juga bisa siapa saja, bahkan hingga orang-orang terdekat, dimana mereka seringkali melakukan pemerasan pelonco, premanisme, pemalakan, dikucilkan, dan ancaman, maupun eksploitasi.

Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa perilaku bullying atau kekerasan dapat menimbulkan dampak negative bagi individu yang mengalaminya, seperti :

  • Luka-luka atau muncul masalah medis yang serius
  • Mengalami depresi / kecemasan / ketegangan
  • Stres, enggan berkegiatan
  • Pikiran kacau, merasa tidak ada harapan / merasa tidak berdaya
  • Mimpi buruk, gelisah, masalah makan
  • Gangguan mental,
  • Menguatkan pikiran dan upaya bunuh diri
  • Adanya keinginan untuk membunuh orang lain

Negara sudah melarang keras terjadinya perilaku bullying, sehingga pelaku bullying bisa mendapat berbagai konsekuensi, misalnya mendapat skorsing atau drop out dari sekolah, sulit mendapat pekerjaan, mendapat hukuman penjara, dan sebagainya.

Nah kalian pasti ga mau dong kalau jadi korban atau pelaku bullying. Ngapain sih ikut-ikutan melakukan bullying?padahal kan dampaknya bahaya banget, duuuuh… ga usah deh ikut senioritas di sekolah, kalau mau dikenal sama orang lain—termasuk adik kelas—masih banyak cara positif lain yang bisa dilakukan kok ☺

Jadi apa dong yang harus kita lakukan apabila melihat orang lain menjadi korban bullying atau justru diri kita yang mengalaminya sendiri?

  1. Tatap mata lawan bicara
  2. Katakan dengan tegas apa yang kita rasakan
  3. Komunikasi asertif “I Message” (emosi yang kita rasakan, pengalaman atau situasinya, harapannya)
  4. Berteriak meminta tolong dan/atau menjauhi lokasi tempat kejadian
  5. Mengkomunikasikan dengan keluarga
  6. Menjauhi pelaku dengan menutup seluruh akses komunikasi dengannya
  7. Melaporkan kepada pihak yang berwajib, petugas keamanan di lingkungan rumah, dll
  8. Berkonsultasi dengan tenaga professional, misalnya dokter, psikolog, psikiater

Yuk, kita sama-sama cegah bullying di sekitar kita.

Sumber :

  1. APA. (2019). Dikutip dari https://www.apa.org/topics/bullying/
  2. Coloroso, B. (2007). Stop Bullying: Memutus Mata Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU (Terjemahan). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta

 


logo-long

Alo Gaes merupakan media komunikasi yang berisi info-info kesehatan remaja, mulai dari isu pubertas, gizi, hingga kesehatan mental. Alo Gaes juga bisa lho sebagai sarana kamu berkonsultasi singkat atau tanya-tanya soal kesehatan fisik maupun mental dari ahlinya langsung. Kami juga terbuka untuk kamu-kamu yang mau kirim artikel atau hasil karya lain lho.

Konten Terbaru

Selamat datang di Puskesmas Kembangan. Fitur chat ini khusus curhat online remaja
//
Dokter Umum
Kak Wanda
//
Bidan
Kak Ita
//
Ahli Gizi
Kak Desi
//
Dokter Umum
Kak Agnes
//
Dokter Umum
Kak Micca
//
Perawat
Kak Dadang
//
Apoteker
Kak Priska
//
Psikolog
Kak Ros
//
Jak-GO (Jaringan Konsultasi Gigi Online)
Pelayanan Gigi
//
Call Center
Call Center
WhatsApp