SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
OLEH : GIVAN DWI RIYAN
Sejarah STBM di Indonesia
STBM merupakan adopsi dari keberhasilan pembangunan sanitasi total dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan CLTS sendiri diperkenalkan oleh Kamal Kar dari India pada tahun 2004. Di tahun yang sama, Pemerintah Indonesia melakukan studi banding ke India dan Bangladesh. Penerapannya dimulai pertengahan tahun 2005, ketika pemerintah meluncurkan penggunaan metode ini di 6 desa yang terletak di 6 provinsi. Pada Juni 2006, Departemen Kesehatan mendeklarasikan pendekatan CLTS sebagai strategi nasional untuk program Sanitasi.
Bulan Juli 2007 menjadi periode yang sangat penting bagi perkembangan CLTS di Indonesia, karena pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia mulai mengimplementasikan sebuah proyek yang mengadopsi pendekatan sanitasi total bernama Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau Sanitasi Total dan pemasaran sanitasi (SToPS), dan pada tahun 2008 diluncurkannya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai strategi nasional (Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008)
Apa Itu STBM ?
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. (Permenkes RI No. 03 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
Tujuan STBM
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Permenkes RI No.03 tahun 2014).
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Merupakan Renstra Nasional, Oleh karna itu pemerintah kota maupun pemerintah daerah berlomba lomba untuk Mendeklarasikan Kelurahan Bebas Buang Air Sembarangan karna menjadi Rapot baik dalam suatu Daerah kedepanya. Oleh Karna itu Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat Bersama Sanitarian Se-Jakarta Barat membentuk
“ Dektektif Tinja “ yang bertujuan untuk mengurangi angka Stop Buang Air Besar di Wilayah Kerjanya Masing-Masing.
Kelurahan yang telah ODF (Open Defecation Free)
- Kelurahan Pekojan (Tambora)
- Kelurahan Duri Utara (Tambora)
- Kelurahan Sukabumi Utara (Kebon Jeruk)
- Kelurahan Tanjung Duren Selatan (Gropet)
- Kelurahan Meruya Selatan (Kembangan)
- Kelurahan Joglo (Kembangan)
Kegiatan yang telah di lakukan di Jakarta Barat untuk menunjang kegiatan STBM
- Penguatan komitmen lintor tingkat walikota Jakarta Barat
- Pembentukan “Detektif tinja” yang dibina langsung oleh ketua tim penggerak PKK Tk Kota Adm Jakarta Barat
- Verifikasi Internal oleh Tenaga Kesling diwilayah kerja masing-masing
Progres STBM Puskesmas Kec Kembangan
Rencana Kerja Kesling Kecamatan Kembangan
- Koordinasi Lintas Sektor Tk Camat dan Lurah
- Sosialisasi STBM Per RW
- Pembentukan TIM STBM
- Pendataan jamban oleh kader
- Rekap data
Verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
- Pertemuan dengan masyarakat
- Bina Suasana yang baik dengan masyarakat
- Edukasi alur penularan penyakit
- Menumbuhkan rasa malu, jijik dan takut sakit
Monitoring evaluasi kemajuan
- Monitoring setiap minggu ke KK yang belum dan akan membangun jamban sehat
- Sosialisasi di tempat-tempat perkumpulan RT yang dilakukan kader
- Kader melaporkan kemajuan kegiatan STBM di wilayahnya kepada pihak puskesmas
HASIL KEGIATAN
Terwujudkan komitmen bersama antara Camat lurah, RT/RW, Kader Kesehatan dan pihak Puskesmas
Terlaksananya sosialisasi jamban sehat di lingkungan kelurahan Joglo, Meruya Selatan dan Srengseng (menggunakan PERDA NO 8 TAHUN 2007)
Terjadinya kesepakatan dengan pihak swasta terkait CSR di Kelurahan Kemb Utara
PRESTASI HASIL KEGIATAN
Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak kelurahan yg ODF di DKI Jakarta selain Tambora.
Kecamatan Kembangan menjadi kecamatan paling banyak melakukan verifikasi yaitu 3 kelurahan (Meruya Selatan, Joglo dan Srengseng) di DKI Jakarta. 2 Kelurahan Sudah ODF
Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2019
- Srengseng
Target ODF Kesling Kembangan Tahun 2020
- Meruya Utara
- Kemb Utara
- Kemb Selatan